Sabtu, Oktober 4, 2025
BerandaBeritaInternasionalDelegasi Indonesia Mundur dari Global Sumud Flotilla 2025, Ini Alasannya

Delegasi Indonesia Mundur dari Global Sumud Flotilla 2025, Ini Alasannya

Saluran WhatsApp

Bantentv.com – Delegasi Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) resmi mundur dari Global Sumud Flotilla (GSF) 2025, misi kemanusiaan maritim terbesar yang bertujuan menembus blokade Gaza. Keputusan itu diambil setelah 12 hari berada di Tunisia dengan berbagai kendala teknis dan faktor keamanan.

IGPC sebelumnya berangkat sejak 31 Agustus 2025 bersama perwakilan NGO, publik figur, tenaga medis, dan jurnalis.

Mereka bergabung dengan lebih dari 1.000 peserta dari 47 negara dan sekitar 80 kapal.

Flotilla ini digagas sebagai gerakan damai tanpa kekerasan, murni untuk membuka jalur kemanusiaan dan menggugah kesadaran dunia atas krisis kemanusiaan di Gaza.

Selama hampir dua pekan di Tunisia, delegasi Indonesia aktif mengikuti pelatihan, koordinasi lintas negara, hingga persiapan teknis pelayaran.

Namun, sejumlah hambatan membuat misi tersebut tidak berjalan sesuai rencana.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Siap Berlayar dalam Misi Global Sumud Flotilla ke Gaza

Kapal yang belum layak berlayar jarak jauh, cuaca ekstrem, hingga kerusakan armada, termasuk dari Spanyol, membuat jumlah kapal berkurang drastis.

Steering Committee Global Sumud Flotilla akhirnya memutuskan mengurangi jumlah peserta sesuai ketersediaan kapal.

Atas kondisi itu, delegasi Indonesia mengambil langkah strategis untuk mundur. Koordinator IGPC, Muhammad Hussein, menegaskan keputusan ini diambil demi keselamatan.

“Selama 12 hari menanti pelayaran di Tunisia, dengan berbagai pemunduran-pemunduran, Indonesia Global Peace Convoy memutuskan untuk menarik diri dari Global Sumud Flotilla,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Bantentv.com, 12 September 2025.

Sebanyak 30 relawan, aktivis, dan jurnalis yang tergabung dalam IGPC dipastikan pulang ke Indonesia paling lambat Ahad, 14 September 2025.

Meski mundur, Indonesia tetap mendukung penuh misi kemanusiaan global tersebut.

Dukungan Nyata Indonesia

Sebelum memutuskan mundur, Indonesia sudah memberikan kontribusi besar, mulai dari mengirimkan 30 relawan, menyumbang lima kapal, hingga menyediakan akomodasi bagi peserta internasional di Tunisia.

Dukungan ini disebut sebagai wujud nyata komitmen bangsa dalam perjuangan Palestina.

“Keputusan mundur bukan akhir perjuangan. Justru ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang. Membuka blokade Gaza adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran, strategi, dan kolaborasi berkelanjutan,” kata Hussein.

Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar RI di Tunisia memberikan dukungan penuh terhadap delegasi, termasuk dalam hal pengamanan dan fasilitas.

IGPC juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia atas doa dan dukungan selama misi berlangsung.

Meski tanpa Indonesia, armada flotilla tetap dijadwalkan berlayar pada Sabtu 13 September atau Ahad 14 September 2025, membawa bantuan kemanusiaan menuju Gaza.

Editor: AF Setiawan

TERKAIT
- Advertisment -